Senin, 24 Oktober 2022

APLIKASI MULTIPLEXER DEMULTIPLEXER DALAM PENEGENDALIAN BEBAN LISTRIK

Tugas 

Penerapan Multiplexer Demultiplexer dalam pengendalian beban listrik

oleh 

Fitto Martcellindo 

202131001 

Teknik Digital A 

Abstrak 

    Dalam dunia teknologi komputer dimana mikrokontroler sebagai teknologi baru yaitu teknologi semikonduktor kehadirannya sangat membantu perkembangan dunia elektronika komputer. Dengan arsitektur yang lebih praktis dan sederhana tetapi memuat banyak kandungan transistor yang terintegrasi, sehingga mendukung dibuatnya rangkaian elektronika yang lebih portable. Salah satu penerapannya pada pembuatan multiplekser demultiplekser 24 kanal pada sistem komunikasi digital berbasis mikrokontroler AT89S51, dimana alat ini dapat mengendalikan saklar beban sebanyak 24 buah yang digunakan sebagai indikator secara pararel dengan hanya memakai sepasang kabel penghubung. Penulis tertarik untuk meneliti rancang bangun alat ini karena pada umumnya sistem komunikasi analog (manual) yang menghubungkan satu kanal dengan kanal lainnya harus mempunyai sepasangkabel dalam penyambungannya. Dengan memakai alat ini maka untuk menghubungkan 24 kanal pada sistem hanya dipergunakan 2 buah kabel.

Pendahuluan

    Perkembangan teknologi chip mikrokontroler yang begitu pesat telah berkembang menjadi salah satu sistem kendali yang lebih efisien dan ekonomis digunakan dunia industri Komunikasi. Teknologi Mikrokontroler telah menjangkau berbagai sisi bidang pekerjaan kehidupan manusia diantaranya bidang industri, hiburan dan pendidikan. Mikrokontroler sebagai teknologi baru yaitu teknologi semikonduktor kehadirannya sangat membantu perkembangan dunia elektronika komputer. Dengan arsitektur yang lebih praktis dan sederhana tetapi memuat banyak kandungan transistor yang terintegrasi, sehingga mendukung dibuatnya rangkaian.

    elektronika yang lebih portable. Salah satu penerapannya pada penerapan multiplekser demultiplekser dalam pengendalian beban listrik berbasis mikrokontroler AT89S51, dimana alat ini dapat mengendalikan saklar on-off lampu sebanyak 24 buah yang digunakan sebagai indikator secara pararel dengan hanya memakai sepasang kabel penghubung. Multiplekser adalah suatu sistem yang dapat menerima data secara pararel dan mengiririmkannya secara serial. Demultiplekser adalah kebalikan dari multiolekser yaitu menerima data masukan secara serial dan mengeluarkannya secara pararel. Mikrokontroler AT89S51 merupakan versi terbaru dibandingkan mikrokontroler AT89C51 yang telah banyak.

    digunakan saat ini. Mikrokontroler AT89S51 merupakan mikrokontroler CMOS 8 bit dengan 4 Kbyte Flash Programmable and Erasable Read Only Memory (PEROM). Mikrokontroler ini berteknologi non volatile kerapatan tinggi dari Atmel yang kompatibel dengan keluaran mikrokontroler MCS-51 baik set instruksinya maupun pena-penanya. Suatu transistor persambungan terdiri dari silicon Kristal (germanium) dimana satu silicon tipe-N diantarai dua lapisan tipe parallel, system transistor ini disebut dengan transistor P-N-P. kemungkinan lain, transistor terdiri dari satu lapisan tipe-P dan diapit oleh dua lapisan tipe-N, transistor ini disebut transistor N-P-N. system lapisan semi konduktor ini sangat kecil dan ditutup rapat terhadap uap air dalam kotak logam atau plastik. Teknik pembuatan transistor ada empat yang dikembangkan yaitu : tipe ditumbukkan, tipe campuran, tipe difusi, tipe epitaksi. Ketiga kaki transistor dikenal sebagai emitir (penyebar), basis (landasan), kolektor (pengumpul). Panah pada emitor menyatakan arah aliran arus apabila persambungan emitor-basis diberi prategangan kedepan. Dalam kedua masalah tersebut arus emitor, basis, kolektor (IE, IB, IC) dianggap positif apabila harus mengalir pada transistor. Simbol VEB,VCB,VCE adalah berturutturut tegangan emitor basis, kolektor basis dan kolektor emitor. Apabila tidak ada tegangan pada persambungan emitor-basis, maka semua arus-arus transistor sama dengan 0. Transistor dapat digunakan untuk fungsi-fungsi yang berbeda seperti digunakan sebagai penguat dan juga.

    dapat digunakan sebagai saklar elektronik tergantung rancangan kita. Transistor berfungsi sebagai saklar artinya transistor dioperasikan pada dua titik kerja yaitu pada daerah jenuh (satu rasi) dan daerah sumbat (cut off). Pada saat transistor dalam keadaan jenuh, maka resistansi antara kolektor dan emitor sangat kecil dan secara ideal sama dengan nol. Maka transistor tersebut sama dengan saklar yang sedang menutup, sedangkan pada keadaan cut off adalah keadaan transistor pada saat normal, dimana keadaan resistansiantara kolektor dan emitornya sangat besar, pada keasaan ini transistor seperti saklar yang sedang terbuka (off) .

   METODE 

    Sistem pensaklaran beban listrik berupa lampu listrik melalui tiga buah kabel penulis rancang bangun dengan memerapkan prinsip Multiplexer dan demultiplexer. Kode untuk hidup atau mati dari setiap lampu dibedakan berdasarkan letak sebuah pulsa low pada suatu daerah waktu pengiriman data per byte untuk per port mikrokontroler. Sebagai contoh untuk kode lampu 1 maka posisi pulsa 0 terletak pada awal pengiriman, sedangkan untuk lampu 8 terletak pada akhir pengiriman data pada port 0, begitu juga untuk port 1 dan 2. Jadi kode untuk menghidupkan lampu menggunakan logika bit 0 dan mematikan lampu kode bit l sesuai dengan program yang dirancang. Rangkaian pensaklaran catu daya beban listrik ini secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian pengirim data (Multiolexer), bagian penerima (Demultiplexer) dan bagian Driver (Saklar). Dari uraian.

diatas ini maka penulis rancanglah sistem blok diagramnya seperti ditunjukkan pada gambar 1.

blog diagram rancang sistem 


Tegangan dari saklar catudaya yang on sebesar 0 volt dan saklar dalam keadaan off sebesar 5 volt dikirim ke bagian multiplxer. Kemudian data pararel 24 bit tersebut diterima oleh mikrokontroler AT89S51 sebagai multiplekser dan diproses menjadi data serial. Data serial yang dikirim oleh multiplekser diterima oleh demultiplekser untuk diproses menjadi data keluaran pararel. Demultiplekser dibangun dari 3 buah IC 4094. Keluaran demultiplxer dikirim kebagian driver penggerak relay yang fungsinya sebagai saklar catu daya lampu listrik. Rangkaian multiplexer adalah rangkaian yang dapat mengubah data paralel menjadi serial. Rangkaian multiplekser ini dirancang bangun dengan memakai P0, P1, dan P2 IC mikrokontroler AT89S51 sebagai masukan data secara pararel dan P3.0 sebagai data keluaran serial ( bit data ), P3.1 sebagai bit clock dan P3.7 sebagai word clock. Semua port masukan data pararel dipasang resistor R4,7K yang berfungsi sebagai tahanan pembatas arus yang mengalir bila saklar disambungkan. Resistor yang tersambung ke P3.0, P3.1, dan P3.7 berfungsi sebagai pensuplai arus pada sinyal pulsa, yang masuk ke IC 4094 ( driver, register, buffer ). Osilator kistal. berfungsi sebagai pembangkit sinyal yang berfrekuensi 12 M.Hz yang dibutuhkan oleh mikrokontroler AT89S51. Kapasitor 10 uF/16V yang rangkaia dengan resistor 10K berfungsi sebagai sinyal reset pada mikrokontroler setelah selesai melakukan proses satu siklus. Bentuk rangkaian minimum system mikrokontroler seperti yang ditujukkan pada gambar 2. 

rangkain multiplexer


Gambar 2 Rangkaian Multiplxer Perancangan demultiplexer adalah rangkaian yang dapat mengubah data serial menjadi data paralel. Seperti ditunjukkan pada gambar 3.4, pin 2 ( D ) merupakan masukan data serial, pin 3 ( CP ) sebagai masukan bit clock, dan pin 15 sebagai output enable ( OE ). Pin
4, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 14 sebagai keluaran pararel 8 bit dan pin 10 keluaran serial komplemen, pin 9 juga keluaran serial.


Rangkaian Demultiplexer


Untuk dapat membuat demultiplexer 24 kanal maka dibutuhkan demultiplexer 8 bit sebanyak tiga buah. Rangkaian penguat penggerak dari Tegangan keluaran IC 4094 yang dihubungkan ke LED 8 buah sebesar 5 volt dan belum mampu menggerakkan relay 12 volt. Untuk dapat menggerakkan relay 12 volt DC maka dibutuhkan penguat penggerak dari transistor. Transistor sebagai saklar dapat menghubungkan dan memutuskan tegangan 12 volt DC ke relay dan lampu pijar 220 akan dapat hidup atau mati. Sesuai dengan data sheet relay bahwa tegangan yang dibutuhkan untuk menggerakkan kumparannya adalah 12 volt. Sehingga relay belum dapat digerakkan jika menghubungkan langsung dari keluaran IC microcontroller sehingga untuk mengatasi hal tersebut dirancanglah transistor sebagai penguat penggerak. Tegangan keluaran IC microcontroller digunakan hanyalah memberikan bias basis transistor. Karena transistor yang digunakan jenis N-P N, maka emitor harus di groundkan seperti pada gambar 3.6 jika pada keluaran demultiplexer mendapat logika satu dimana tegangan yang disuplay basis sebesar 5 volt maka arus pada basis sebesar :

Rangkaian Resistor Sebagai Penggerak

Arus basis sebesar 0,93 mA ini akan membuat transistor menjadi jenuh sehingga membuat tegangan pada VCE 0,08 volt dalam keadaan jenuh. Dengan demikian arus mengalir melalui relay dari VCC 12 volt dan relay akan menarik kontaknya pada posisi ON. Perubahan pisisi kontak ini akan membuat lampu hidup. Dan begitu juga sebaliknya jika keluaran demultipkexer mrndapat logika 0 (chanel tidak terpilih), maka arus pada basis tidak akan mengalir. Dengan demikian transistor dikatakan tidak bekerja atau dalam keadaan cut off. Transistor off membuat arus pada relay tidak dapat mengalir, dengan demikian kontaknya akan kembali ke NC, hal ini akan membuat arus pada lampu terputus sehingga lampu dalam keadaan mati. Perancangan software dari keseluruhan sistem adalah sebagai berikut. 

 


HASIL DAN PEMBAHASAN 

Pengujian Rangkaian Multiplexer Setelah rangkaian dirakit, maka terlebih dahulu kita menguji dan mengukur pada masukan multiplxer yaitu keluaran dari saklar 8 buah. Pengukuran dilakukan pada pin 12 sampai pin 19, yaitu apakah data yang sudah diberikan atau tidak yang selanjutnya kita mengukur pada keluaran pada pin 3 apakah data yang di proses menjadi data serial atau tidak. Misalnya jika saklar D0 digeser (D0 mendapat data masukan 5 volt) maka pada keluaran serial akan terjadi pulsa pada D0. Dan jika D0 pada posisi off atau data masuk 0 volt maka pada output serial tidak akan mengeluarkan pulsa. Pengujian Rangkaian Demultiplexer Setelah dilakukan pengujian pada output multiplxer, maka selanjutnya kita mengukur rangkaian demultiplxer yaitu pada masukan demultiplxer pada pin 2 atau sama dengan keluaran multiplxer. Untuk mengetahui apakah perancangan sudah berhasil atau tidak, maka kita harus mengukur output demultiplxer apakah data yang dikeluarkan berhasil atau tidak. Artinya jika pada D0 multiplxer mendpat logika high maka selanjutnya pada output demultiplxer harus juga high. Pengujian dan Analisis Penguat Penggerak Untuk menguji rangkaian penguat penggerak dilakukan seperti pada gambar 6.

Gambar Pengujian Penguat Gerak.

Mengukur arus basis, kolektor dilakukan dengan cara membuat seri alat ukur amperemeter terhadap rangkaian. Mengukur tegangan dikaki kolektor dilakukan dengan cara memparalelkan alat ukur voltmeter dengan kaki kolektor dan emitor. Table 1. Hasil pengukuran pada penguat penggerak.

KESIMPULAN 

 Berdasarkan uraian teantang pembahasan pengaturan delapan beban buah pensaklaran melaluai satu fase, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 

1. Microcontroller AT89S51 dapat membuat masukan parallel delapan bit menjadi kealuaran serial dan sebaliknya. 

2. Alat ini mampu mengontrol delapan buah saklar yang dinyatakan dalam satu frame : satu frame sma dengan delapan pulsa ditambah satu pulsa bitstart dengan panjang frame 20 ms. 

3. Data yang dikirim pada multiplexer sama dengan keluaran demultiplexer.



DAFTAR PUSTAKA 

[1] Sri Widodo Thomas, Dr.Ir.2002. Elektronika Dasar. Jakarta: Erlangga 

[2] Yoshikatsu Sawamura, Ir. Reka Rio, 1999, Teknik Reparasi Televisi Berwarna, Jakarta: PT. Pradnya Paramita. 

[3] Utomo, Suprapto,Rahmatul Irfan, 2008, Teknik Telekomunikasi Jilid 2, Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 

 [4] L. Shrader Robert. 1991. Komunikasi elektronika. Jakarta: Erlangga 

[5] Wasito S., 1986, Vademekum Elektronika, cet. ketiga, Jakarta: PT Gramedia 

[6] Robert Boylestad and Louis Nashelsky, 1994, Electronic Devices And Circuit Theory: India Private Ltd, New Delhi 

[7] Anton F. P. van Putten, 1988, Electronic Measurement Systems, Prentice Hall International (UK) Ltd. 

[8] Nalwan Andi Paulus. 2003. Teknik Antarmuka dan Pemrograman mikrokontroler AT89C51. Jakarta : PT Gramedi


Rabu, 05 Oktober 2022

Papan Score Digital Menggunakan Seven Segment Common Anoda, Katoda

 Papan Score Digital 

Tugas 03 Teknik Digital 

Kelompok : 


                Fitto Martcelindo                  202131001 
                Althof Zijan Putra Viandhi   202131057

Papan score board atau papan score digital adalah sebuah alat peraga informasi yang digunakan untuk sebuah pertandingan sebagai informasi keunggulan sebuah dalam pertandingan tersebut, dari beberapa perlombaan yang pernah saya liat papan skor yang digunakan ialah masih berbasis konvensional yang dimana itu pasti tidak efektif, untuk itu teknologi Seven Segment ini membawa perubahan dalam perkembanagan papan skor. 

Seven Segment Display – Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital, Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven ataupun Pengatur Suhu Digita. Seven Segment Display pertama diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting Diode).

Peraga seven segment ini digunakan untuk menampilkan bilangan pencacah desimal dari 0  sampai dengan 9 dilihat dari arah cacahan nya, rangkaian pencacah dibedakan atas pencacahan naik (Up Counter) dan pencacahan turun (Down Counter ), . Dengan menggunakan IC 4026, IC NE555 dan peraga seven segment akan membantu wasit dalam mencatat skor hasil pertandingan.


table kebenaran seven segment.



Simulasi Papan Score Dengan metode Seven Segment.


Di dalam gambar diatas terdapat Seven Segment didalam yang berisikan data desimal yang dicacah dan diperkecil untuk menghasilkan ouput yang dingingkan , untuk outputnya akan berjalan  sesuai apa yang tertera pada table kebenaran. yang menggunakan (Up Counter dan Down Counter ). pada ouput yang ditampilkan adalah menggunakan metode common anoda yang mengartikan sinyal analog 0 dan 1 yang 1 berati dia menyalah atau (high) dan sedangkan 0 melambangkan redup atau (low). 




Contoh gambar dan penerapan pada objek langsung.

Prinsip Kerja 

Prinsip kerja pada rangkaian ini yaitu IC NE555 akan memberikan pulsa clock pada IC 4026 dimana 4026 akan mengeluarkan logika biner untuk mengaktifkan setiap kaki pada seven segment dapat anda lihat pada tabel logika seven segment pada gambar 9. Seven Segment pertama akan menampilkan angka dari 1 sampai 9, dan ketika seven segment sudah mencapai angka 9 maka IC 4026 yang pertama memberikan logika 1 pada IC 4026 yang kedua sehingga seven segment yang kedua menampilkan angka satu, begitu seterusnya. Jika untuk mengulang counter angka pada seven segment hanya dengan menekan push button yang diatur sebagai reset. Serta untuk mengatur waktu delay pergantian angka yang ditampilkan pada seven segment kita dapat mengendalikannya dengan mengaturnya pada variabel resistor ataupun kapasitor. Rangkaian ini merupakan rangkaian up, counter. Pencacah naik atau up counter adalah cacahan dari kecil ke besar kemudian kembali ke cacahan awal secara.  

Contoh Pembuatan papan Score Digital pada link berikut 
    
    https://www.youtube.com/watch?v=8N43sEhdyXg 


Daftar Pustaka 




Perkembangan Mikroprosesor

Perkembangan Teknologi Prosesor Terbaru  atau  Processor . Sebelum kita masuk ke pembahasan teknologinya alangkah baiknya kita mengetahui te...